Agama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam Sebelum Diutus
Apa agama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebelum mendapat wahyu? Apa yg beliau lakukan di gua Hira’?
Jawab:
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,
Jika kita renungkan, sebenarnya pertanyaan semacam ini tidak ada hubungannya dengan amal kita dan praktek perbuatan kita. Dalam arti, iman kita tidak menjadi semakin bertambah setelah kita tahu, dan tidak pula sebaliknya, iman kita menjadi turun ketika kita tidak tahu.
Karena yang menjadi kepentingan kaum muslimin adalah bahwa Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus oleh Allah sebagai nabi dan rasul, dengan adanya wahyu yang disampaikan melalui Jibril. Bagian inilah yang wajib kita imani. Sementara bagaimana kondisi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebelum itu, kita pasrahkan kepada Allah.
Meskipun para ulama membahas hal ini, untuk menutup celah terjadinya su’udzan masyarakat kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Mengenai Amalan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebelum diutus, ulama berbeda pendapat dalam hal ini.
[1] Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengikuti millah ibrahim (Hanifiyah)
Al-Alusi menegaskan pendapat yang benar mengenai kondisi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebelum jadi diutus oleh Allah, beliau mengikuti ajaran Ibrahim ‘alaihis salam. Al-Alusi membawakan keterangan Ibnu Aqil,
ونص أبو الوفاء على ابن عقيل على أنه صلى الله عليه وسلم كان متديناً قيل بعثه بما يصح عنه أنه من شريعة إبراهيم عليه السلام
Abul Wafa, Ali bin Aqil menegaskan bahwa sebelum diutus, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menganut syariat Ibrahim yang shahih dari beliau. (Tafsir al-Alusi, 23/160).
[2] Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak beribadah dan tidak mengikuti ajaran apapun
Ini merupakan pendapat al-Qadhi Iyadh. Beliau mengatakan,
والنبي – صلى الله عليه وسلم – لم يكن متعبداً قبل أن يوحى إليه بشرع من قبله على الصحيح .
Sebelum mendapat wahyu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak beribadah dengan mengikuti syariat umat sebelumnya, menurut pendapat yang kuat. (Fathul Bari, 7/144)
Dan insyaaAllah, pendapat yang benar, ketika itu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sudah beribadah. Salah satu buktinya, beliau pernah melakukan tahannuts [التحنث] di gua-gua. Aisyah radhiyallahu ‘anha pernah menceritakan peristiwa yang dialami Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelang datangnya wahyu. Salah satunya,
وَكَانَ يَخْلُو بِغَارِ حِرَاءٍ فَيَتَحَنَّثُ فِيهِ
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyendiri di gua Hira melakukan Tahannuts. (HR. Bukhari no. 3)
Mengenai makna tahannuts, dijelaskan oleh al-Hafidz Ibnu Hajar, maknanya ada 2:
Pertama, tahannuts [التحنّث] artinya tahannuf [التحنّـف], yang artinya mengikuti ajaran hanifiyah. Itulah ajaran dan millah Ibrahim.
Kedua, tahannuts artinya menjauhi dosa. Dari kata al-Hints [الحنث] yang artinya dosa. Dan kata ‘tahannuts’ [التحنّث] memiliki arti ‘Yatajannabu al-Hints’ [يتجنب الحنث], yang artinya menjauhi dosa.
(Fathul Bari, 1/23).
Allahu a’lam.
Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)
Artikel asli: https://konsultasisyariah.com/28738-agama-nabi-shallallahu-alaihi-wa-sallam-sebelum-diutus.html